Hari Aksara Internasional: Entaskan Buta Huruf
Oleh
Kategori Kebutuhan
Kapilerindonesia.com – Semua orang tahun bahwa membaca adalah kunci untuk melihat seisi dunia. Langkah awal untuk membaca, kita harus mengetahui dahulu huruf atau abjad untuk menyusun sebuah kata menjadi kalimat dan seterusnya. Atas hal itu kita diwajibkan mengetahui wawasan soal aksara atau abjad huruf dari bahasa yang kita gunakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aksara adalah sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya melalui ujaran sistem tanda grafis tertentu, misalnya aksara Pallawa, aksara Inka, dan huruf. Sumber https://kbbi.web.id/aksara
Tepatnya tanggal 8 September telah ditetapkan untuk memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) yang diusung oleh UNESCO, pada konferensi pers menteri pendidikan tentang pemberantasan buta huruf di Teheran, Iran pada tanggal 8-19 September 1966.
“Hari Aksara Internasional telah ditetapkan diperingati tanggal 8 September melalui Konferensi UNESCO tanggal 26 Oktober 1966. Sejak penyelenggaraan HAI pertama tahun 1966, peringatan HAI terus dilakukan setiap tahun sebagai wujud memajukan agenda keaksaraan di tingkat global, regional, dan nasional,” jelas Dirjen Harris Iskandar. Sumber https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/09/indonesia-peringati-hari-aksara-internasional-tahun-2018
Pada peringatan Hari Aksara Internasional tahun ini, dipusatkan di Deli Serdang, Sumatera Utara, tanggal 6-9 September 2018. Mengapa Deli Serdang yang dipilih, karena kabupaten ini termasuk daerah yang sangat berkomitmen untuk menuntaskan buta aksara di daerahnya. Tema yang diusung untuk peringatan HAI tahun ini adalah Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan kebudayaan Kemendikbud, pada tahun 2017 penduduk Indonesia berhasil mencapai angka 97,93% atau 3.387.035 jiwa (sekitar usia 15-59 tahun) yang belum melek aksara. Yang artinya, angka buta aksara di Indonesia mengalami penurunan karena pada tahun 2016 angka buta aksara ada di angka 3,7% atau sekitar 5,9 juta penduduk Indonesia.
Dari sekian banyak angka penduduk yang masih buta aksara, sudah pasti termasuk di sana adik-adik panti asuhan di Indonesia. Mari kita jadikan momen ini untuk lebih menggalakkan kembali pengentasan buta aksara di Indonesian khususnya untuk adik-adik panti. Agar tidak ada lagi adik-adik panti yang tidak bisa membaca karena dengan membaca adalah jembatan emas menuju masa depan. Rangkul semua adik panti yang membutuhkan bantuan kita semua bersama Kapiler Indonesia. Kunjungi situs resmi Kapiler Indonesia di http://kapilerindonesia.com/ untuk mengetahui lebih dekat kondisi adik-adik panti.
Panti Go Digital!
Lihat juga: Bantu panti mencukupi kebutuhan setiap bulannya bersama Kapiler