11 10-18

Rutinitas Beri Santunan, Cikal Bakal Panti Asuhan Muhammadiyah

avatar

Oleh   Marketing Team

Kategori   Kunjungan ke Panti Program Panti Kebutuhan

            Memiliki perkumpulan dari orang-orang baik, rupanya akan memiliki dampak baik pula bagi anggota kelompoknya, bahkan bagi lingkungan sekitar. Rutinitas dari kelompok Muhammadiyah yang sering mengumpulkan anak-anak yatim dan memberikan santunan, rupanya menjadi cikal bakal didirikannya panti asuhan Muhammadiyah, tepatnya Tanah Abang, Jakarta Pusat.

            “Terbentuknya panti asuhan Muhammadiyah di tanah abang ini, awalnya punya satu grup Muhammadiyah, sering mengumpulkan anak-anak yatim, santunan, nanti bikin santunan lagi di rumahnya siapa, terus mengalir seperti itu. Hingga dibentuklah panti asuhan muhammadiyah ini, sejarahnya begitu,” tutur pengurus panti asuhan Muhammdiyah, Syaifuddin, saat ditemui tim Kapiler Indonesia, di panti Muhammadiyah, Rabu

            Bapak Syaifuddin sendiri adalah penerus dari pengurus panti asuhan Muhammadiyah di Tanah Abang. Tepatnya pada tahun 1995, ada kekosongan tempat untuk pengurus dan pengasuh. Tergeraklah hati nurani Pak Syaifuddin untuk memberanikan diri mengambil tanggung jawab yang luar biasa berat tersebut. Bersama sang istri yang setia menemai setiap langkahnya, perjuangan mengasuh dan mendidik anak-anak panti asuhan pun di mulai.

            “Sudah 25 tahun saya mengurus anak2 di sini. Saya bisa dibilang yang paling lama jadi pengasuh di sini. Awalnya karna dulu ada kekosongan pengasuh, dan background saya kebetulan pendidikan, Bismillah saya coba,”

            Pembagian tugas dalam mengasuh serta mendidik anak asuh laki-laki diurus oleh Pak Syaifuddin dan anak asuh perempuan diasuh oleh sang istri. Cobaan demi cobaan datang silih berganti, mencoba mengoyak keyakinan teguh yang telah tertanam. Tahun pertama dan kedua menjadi masa penjajakan yang cukup lama, karena anak yang di asuhnya cukup banyak yang memiliki berbagai macam karakter.

            “Pada awal saya mengajar saya coba terapkan pengalaman saya mengajar di sd dan smp dan pengalaman saya di pesantren, dua tahun berjalan belum mebuahkan hasil. Sama sekali! ,” tegas Pak Syaifuddin.

            Namun tekadnya yang sangat kuat dan tulus tidak semudah itu goyah, ketika mendapati perjuangannya selama 2 tahun yang belum membuahkan hasil. Perubahan cara mengasuh anak-anak pun dilakukan, demi tercapainya lingkungan panti asuhan yang dia impikan.

            Pola yang digunakan beliau yang tadinya seperti mengajar di sekolah umum, dirubah drastis. Pendeketan secara emosional ke tiap individu dilakukannya, demi membuat sistem yang ideal bagi panti asuhan Muhammadiyah, yang sedang dipimpinnya ini. Alhasil, buah pemikiran dan analisanya berdampak sangat positif. Dengan mengatahui karakter masing-masing anak, menjadi kunci bagi Pak Syaifuddin, untuk coba menerapkan tata tertib dan peraturan yang ia buat di panti asuhan.

            “Sistem! Jadi kita itu harus menyelami mereka, anak-anak. Saya harus bergaul bersama mereka, jadi supaya tau karakter anak-anak. Akhirnya saya temukan cara itu, dan ternyata ampuh. Jadi terus saya gunakan dan efektif. Jadi kalau ada anak baru saya sudah bisa membaca karakternya. Dari cara jalannya, berpakaiannya itu bisa saya baca karakternya karena saya sudah terbiasa. Saya jadi belajar psikologi secara otodidak,” ungkap Pak Syaifuddin.

            Anak asuh di panti asuhan Muhammadiyah ini datang dari berbagai daerah di Indonesia. Dan uniknya, tidak satupun anak asuhnya itu memang dicari oleh pihak panti Muhammadiyah, melainkan orang tua dari anak-anak itu sendiri yang datang dan banyak yang menitipkan anaknya untuk dididik dan diasuh di panti asuhan. Ada karena dia memang yatim piatu, atau yatim dan dhuafa. Terdapat 26 orang anak yang kini tinggal dan di asuh oleh Pak Syaifuddin.

            “Paling jauh itu datang dari NTT, ada yang dari Sulawesi, Jambi, Lampung. Ada juga yang dari Jabar dan Jateng,” ucapnya.

            Karena Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi yang besar, salah satu yang menjadi keunggulannya, Muhammadiyah memiliki lembaga pendidikannya sendiri. Mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas atau kejuruan.Panti asuhan Muhammadiyah Tanah Abang sendiri, berdampingan dengan sekolah Muhammadiyah. Mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga SMK.

            Namun itu bukan menjadi fasilitas spesial bagi anak asuh yang tinggal di panti asuhan Muhammadiyah. Pemberlakuan iuran bulanan tetap menjadi beban bagi anak-anak panti asuhan, dan tentu menjadi tanggung jawab Pak Syaifuddin.

            “Sekolah di sini tetap bayar, karena ada divisi masing-masing di Muhammadiyah ini. Yang bergerak di bidang sosial itu panti, divisi dakwah ada, yang pendidikan juga ada sendiri. Seperti di pemerintahanlah gampangnya di Muhamadiyah itu,” jelas Pak Syaifuddin.

            Selain bersekolah, anak-anak panti asuhan juga memiliki kegiatan rutin setiap harinya. Mengaji setelah solat Magrib berjamaah, belajar bersama sesuai dengan jenjang pendidikan, kajian agama pun berjalan secara rutin.    

            Luar biasanya komitmen dari panti asuhan Muhammdiyah ini, selepas masa sekolah hingga tamat SMA/SMK, tidak serta merta dilepas. Arahan untuk menapaki masa depannya terus dibimbing Pak Syaifuddin. Bagi yang memiliki nilai akademik yang bagus, akan dikuliahkan dan jurusannya pun disesuaikan minat dari anak asuhnya. Jika ada anak yang berniat untuk langsung bekerja, akan dibantu arahkan bakat dan minatnya dengan kursus. Agar memiliki bekal keahlian bagi bidang yang akan dijalaninya nanti.

            Semua itu tentunya tidak terlepas dari kebutuhan akan biaya bagi keberlangsungan masa pendidikan bagi anak asuh panti asuhan Muhammadiyah. Kebutuhan atau biaya perbulan panti asuhan Muhammadiyah ini termasuk besar. Sekitar 23 juta rupiah, menjadi angka wajib yang harus dikantongi panti asuhan per bulannya. Angka itu sudah mencakup seluruh kebutuhan anak-anak.

            Bantuan dari berbagai pihak pun menjadi oase bagi pak Syaifuddin. Baik dari pemerintah ataupun dari donatur yang berbaik hati, yang mau berbagi untuk anak-anak panti asuhan. Meskipun tetap ada saja kebutuhan yang mendadak, rejeki akan datang dengan sendirinya. Karena semua kegiatan yang dilakukan dan dilandasi oleh ketulusan hati untuk membantu sesama, akan menjadi berkah dan penolong bagi dirinya kelak.

            Harapan Pak Syaifuddin bagi semua anak asuhnya, agar mereka menjadi orang yang terbaik bagi dirinya sendiri, untuk keluarganya, dan lingkungannya. Agar menjadi orang yang selamat dunia akhirat.

            Meraih kesuksesan di dunia ini memang menjadi satu hal yang penting. Tapi jangan sampai silau karenanya, karena kita semua yakin, ada kehidupan setelah di bumi yang indah ini, yang menanti kita beserta amal baik kita sebagai tabungan, untuk kehidupan di dunia mendatang kelak.

            Berdayakan dan sejahterakan panti asuhan bersama Kapiler Indonesia. panti Go Digital!

 

Febrimantara/Kapilerindonesia

Untuk memberikan komentar anda harus login terlebih dahulu

Komentar

Belum ada komentar :(