Hari Ayah Nasional: Lindungi Keluarga Di Dunia Dan Akhirat

Oleh
Kategori Kunjungan ke Panti Program Panti
Sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab atas memberi nafkah, perlindungan dan tempat bersandar bagi anggota keluarga lainnya, tepatnya sejak tanggal 12 November 2016 diperingati sebagai Hari Ayah Nasional diperingati untuk menghormati setiap perjuangan setiap ayah di Indonesia.
Awal dijadikannya tanggal 12 November sebagai Hari Ayah Nasional, tercetus karena adanya peringatan Hari Ibu tanggal 22 Desember. Pentingnya sosok ayah dalam sebuah keluarga dirasa perlu mendapatkan apresiasi yang sama seperti Hari Ibu dengan sebuah peringatan.
Atas dasar itulah yang mendorong dideklarasikannya Hari Ayah Nasional, pertama kali di Solo tahun 2016 dan ditetapkannya tanggal 12 November sebagai Hari Ayah Nasional. Sejarahnya, Hari Ayah lahir atas prakarsa paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putri Ibu Pertiwi (PPIP). Pada tahun 2014, PPIP mengadakan peringatan Hari Ibu dengan diselenggarakannya Sayembara Menulis Surat Untuk Ibu.
Seusai acara tersebut, panitia dibuat terkejut dengan pertanyaan peserta, “Kapan diadakan sayembara menulis surat untuk Ayah? Kapan peringatan Hari Ayah?”. Dari pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari peserta, membuat panitia tertegun sejenak, dan menginisiasi PPIP mencari tahun informasi tentang Hari Ayah di Indonesia. setelah pencarian dan pengkajian yang panjang, PPIP akhirnya menggelar deklarasi Hari Ayah pada tanggal 12 November. Deklarasi tersebut berbarengan dengan Hari Kesehatan, dengan mengambil semboyan, “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya,”. Hingga tahun ini, peringatan Hari Ayah Nasional terus berlangsung dan diperingati di berbagai penjuru negeri, sebagai wujud kasih sayang dan penghargaan terhadap Ayah.
Kadang kita melupakan betapa beruntungnya kita masih memiliki anggota keluarga yang lengkap, Ayah dan Ibu. Bahkan kita suka membantah mereka, melawan perintah mereka, berbohong dan hal lain yang bisa melukai hati orang tua kita. Tidakkah kita sadari ada banyak keluarga yang tidak memiliki Ayah dan begitu merasa kehilangan yang begitu dalam.
Contoh nyatanya adalah anak-anak di panti asuhan. Selain untuk menampung dan memenuhi hak anak-anak yang kurang mampu, panti asuhan juga menjadi alternatif utama bagi anak yang tidak memiliki ayah atau yatim. Banyak yang tinggal di panti asuhan karena himpitan ekonomi yang tidak memungkinkan seorang anak tetap tinggal bersama Ibunya. Seperti kita ketahui, selain biaya kehidupan sehari-hari, beban biaya sekolah menjadi yang utama.
kenapa panti asuhan menjadi alternatif utama, karena setiap anak mendapatkan fasilitas untuk mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas, bahkan ada yang memberikan jenjang pendidikan sampai perguruan tinggi. Dengan adanya fasilitas itu sungguh membantu keluarga yang tidak mampu, karena tidak adanya sosok Ayah sebagai pemberi nafkah bagi keluarga.
Dan sudah pasti peraturan yang diterapkan di panti asuhan, akan membiasakan anak hidup disiplin dan teratur. Satu hal yang pasti, para pengurus dan pengasuh tentu akan menanamkan nilai-nilai kehidupan, tentang bagaimana menjadi seorang manusia yang berahklakul karimah, berguna bagi keluarga, mandiri di masa depan kelak.
Di sini kita bisa belajar bersyukur dan menerima setiap kelebihan dan kekurangan orang tua kita. Belajar menghargai setiap pemberian orang tua kita, selalu mematuhi perintahnya. Mudah-mudahan dengan diperingatinya Hari Ayah, kita sebagai anak akan menyayangi Ayah kita lebih dari sebelumnya, dan bisa bercita-cita untuk membahagiakan Ayah dan Ibu kita di dunia dan akhirat.
Jangan simpan kebahagiaan untuk diri kita sendiri, yuk kita beri semangat dan dukungan untuk anak-anak panti asuhan, agar bisa menjalani hidup dan menggapai mimpi untuk kehidupan yang lebih baik, dengan uluran tangan kita. Kita bisa kunjungi link ini untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka http://kapilerindonesia.com/program_donasi
Bersama Kapiler Indonesia, mari berdayakan dan sejahterakan panti asuhan, Panti Go Digital!
Febrimantara/Kapilerindonesia
Sumber:
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3638