Ngulik Relawan Asik #3: Mau Volunteering, Niat Juga Penting
Oleh
Kategori Kebutuhan
Menjadi relawan atau volunteer adalah sebuah kegiatan yang mulai tren di kalangan anak muda. Mengisi waktu luang dengan membantu orang lain, mengasah kemampuan baru, dan memperluas jaringan pertemanan, hingga bisa menjadi bahan memperkaya CV saat melamar kerja menjadi alasannya. Kegiatan kerelawanan akhirnya sering dianggap kegiatan anak muda saja, karena identik dengan mencoba berbagai hal baru dan seringkali melelahkan, seperti turun ke daerah bencana alam.
Ternyata, menjadi relawan bisa berdampak positif bahkan untuk orang seusia kakek-nenek kita, lho. Penelitian oleh Anderson et al. (2014) menunjukkan hasil bahwa manfaat individu dari menjadi volunteer atau relawan bukan hanya untuk anak muda saja, tapi termasuk juga orang lanjut usia. Manfaat yang dirasakan berhubungan dengan peningkatan aktivitas fisik dan fitness, psikososial, dan kognitif. Dengan hidup aktif, suasana hati para lansia menjadi lebih stabil dan memperlambat proses degenerasi akibat usia tua seperti kepikunan.
Menariknya, manfaat ini jauh meningkat ketika relawan merasa dihargai (mendapat perlakuan baik, merasa yang dikerjakan memiliki arti penting), memiliki alasan yang berorientasi pada orang lain (bukan alasan individual seperti melarikan diri dari masalah pribadi), dan memiliki tingkat komitmen yang sedang terhadap kegiatan kerelawanan dibandingkan relawan lansia lain. Tingkat komitmen sedang artinya para lansia ini tidak memilih melakukan kegiatan yang berat-berat, atau mengambil terlalu banyak waktu mereka.
Selain itu, niat, walaupun tidak kasatmata, bisa berpengaruh terhadap bagaimana perlakuan kita terhadap orang lain. Seperti kata-kata David Schwartz dalam karyanya Berpikir dan Berjiwa Besar; ketika kamu membuat orang lain merasa penting, kamu membantu dirimu merasa penting pula. Menambah nilai pada orang dengan memvisualisasikan diri mereka dalam keadaan terbaik mereka, kata Schwartz, akan membuat kita mendapatkan yang terbaik –kinerja, pelayanan- sebagai balasannya. Kalau kamu diperlakukan tidak baik, pasti jadi tidak semangat juga, kan?
Perlu diperhatikan juga, jangan memaksakan diri untuk mengikuti terlalu banyak kegiatan. Pilih kegiatan yang tidak akan mengganggu fokus utamamu seperti kuliah atau kerja, atau yang bisa kamu luangkan waktunya dengan baik. Satu kegiatan yang terfokus, bisa jadi jauh lebih baik dibandingkan mengikuti banyak kegiatan tapi tidak ada yang dikerjakan dengan optimal.
Baca juga: Ngulik volunteer 2 : Persiapan hari-H Acara
Setiap orang memiliki minat dan kemampuan yang berbeda-beda. Mungkin ada orang yang merasa bersemangat ketika kegiatannya banyak, ada yang malah jadi kesulitan memprioritaskan. Menurut Stephen Covey di buku 7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif, jangan berhenti melakukan kegiatan santai untuk diri sendiri, cukup kurangi frekuensinya agar kamu bisa punya lebih banyak waktu menggali minat dan mencoba hal baru. Kalau hidup aktif dapat bermanfaat buat kakek-nenek lanjut usia, apalagi untuk anak muda.
Referensi
Anderson, N.D., Damianakis, T., Kröger, E., Wagner, L.M., Dawson, D.R., Binns, M.A., Bernstein, S., Caspi, E. & Cook, S.L. 2014, "The benefits associated with volunteering among seniors: A critical review and recommendations for future research", Psychological bulletin, vol. 140, no. 6, pp. 1505-1533.