Dari Mereka, Kita Belajar Arti Perjuangan
Oleh
Kategori Hari Besar
Tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Hari yang menjadi momen untuk mengingatkan kita akan pentingnya pemenuhan hak anak untuk tumbuh kembang dengan layak. Namun sayangnya masih banyak anak di Indonesia yang belum memperoleh hak dengan semestinya.
Seperti dua kisah adik binaan panti ini yang masih harus berjuang untuk menghidupi dirinya. Namun di tengah keterbatasannya terdapat hal sederhana dari mereka yang membuat dampak dan perubahan bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan disekitarnya. Siapa saja mereka dan seperti apa kisahnya, yuk kita kenalan dengan pahlawan-pahlawan kecil ini.
Sumber: unsplash.com
Pahlawan pertama kita, yaitu seorang anak perempuan berusia 14 tahun bernama Pujanta yang dibina oleh Panti Yusoli, Lebak Bulus. Pujanta merupakan salah satu gambaran pahlawan kecil karena disaat anak-anak seusianya sibuk bermain sepulang sekolah ataupun hari libur. Ia menggunakan waktunya untuk membantu perekonomian keluarganya dengan berjualan gorengan keliling di sekitar terminal bus.
Hal ini ia lakukan karena tidak tega jika setiap hari melihat ibunya sendiri berkeliling berjualan gorengan, akhirnya ia memutuskan untuk ikut membantunya. Ia berjualan setelah pulang sekolah hingga pukul 7 malam. Malam harinya ia lanjut mengaji di panti dan belajar bersama pengurus panti.
Uang dari hasil berjualannya itu biasanya ia tabung untuk keperluan sekolah atau bahkan untuk membeli kuota internet untuk belajar online. Bantuan dari Panti Yusoli pun baru cukup untuk membayar SPPnya saja.
Meski demikian Pujanta punya cita-cita besar untuk bisa kuliah agar bisa menjadi seorang Guru. Ia di sekolah termasuk anak yang pintar dan selalu menjadi juara kelas. Bahkan di Panti pun ia dikenal sebagai anak yang paling rajin mengaji dan rajin datang untuk belajar. Sehingga ditengah keterbatasannya, ia masih terus berjuang dan memiliki semangat belajar yang tinggi untuk meraih cita-citanya.
Sumber: unsplash.com
Pahlawan lainnya bernama Wira Nata Yuda, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang dibina oleh Panti Daarul Ma'wa, Depok. Sepeninggal ayahnya karena sakit saat ia kelas 1 SD, keadaan ekonomi keluarganya menurun drastis. Sang Ibu hanyalah bekerja sebagai buruh cuci, yang mana harus menghidupi lima orang anak termasuk Wira.
Dengan keadaan ekonomi keluarganya, tak jarang Wira sering menjadi sasaran perundungan teman-temannya. Terlebih lagi sehari-hari Wira sering membantu ibunya menjadi buruh Cuci dan pembersih kolam ikan. Namun cibiran teman-temannya, tidak membuat ia merasa malu, justru ia semakin semangat agar menjadi orang sukses dan bisa membuktikan kalau dia bisa.
Keadaan ekonomi yang ia alami membuat Wira selalu giat melakukan pekerjaan apapun untuk membantu ibunya dan memenuhi keperluan sekolahnya. mulai dari membersihkan kolam ikan, kebun dan cuci baju ia lakukan. Selain itu ia juga membantu kakaknya membuat donat untuk dijual.
Wira mempunyai cita-cita besar menjadi seorang Koki dan pengusaha makanan. Bukan tanpa sebab, ia bermimpi menjadi koki karena ingin meneruskan cita-cita ayahnya yang sempat menjadi seorang koki di Restoran. Selain itu juga karena memang Wira sangat senang memasak.
Maka untuk mewujudkan cita-citanya agar bisa kuliah dia selalu rajin belajar dan bertanya kepada teman-temannya jika ada hal yang tidak dimengerti. Pihak panti pun turut membantu kebutuhan sekolah & keterampilan untuknya. Sehingga Wira bisa membagi waktu antara belajar dan membantu ibunya.
Kedua kisah adik kita ini dapat menjadi sebuah pelajaran bahwa ketika kita ingin mengejar cita-cita, akan banyak hal yang kita korbankan dan memerlukan perjuangan yang tidak mudah. Namun dengan langkah kecil yang dilakukan secara konsisten, dapat merubah diri kita menuju suatu cita-cita yang diharapkan.
Keterbatasan yang kita miliki pun bukan menjadi suatu hambatan, selama kita terus berusaha. Seperti adik kita ini yang keterbatasanya justru menjadi suatu dorongan bagi mereka untuk terus belajar dan semangat mewujudkan cita-citanya.
Bagaimana dengan kamu? Sudahkah jadi pahlawan dan melakukan perubahan? Setidaknya untuk sekitarmu dulu. Hal sederhana, tapi sedikit-sedikit dapat memberikan perubahan bagi dunia. Semoga kisah mereka dapat menginspirasimu ya! Selamat Hari Anak Nasional!
Rachel/Kapiler Indonesia